aku ingin menorehkan catatanku, mulai hari ini.
aku ingin mencatat kehidupanku, mulai hari ini.
aku ingin menghidupi impianku, mulai hari ini.
karena aku ingin mimpi-mimpiku tertinggal di keabadian.
minka dengan ragu-ragu menutup kembali buku harian itu. sudah benarkah apa yang aku lakukan? benarkah ini cara yang terbaik? tak tahan, ia kembali mengintip halaman pertama. ia membaca tanggal yang tertulis. hari ini, setahun kemarin. astaga, sudah lewat setahun?
aku mau beli diary, celetuk lelaki itu tiba-tiba. hari itu mereka berdua tengah berada di toko buku, untuk sesuatu yang biasa mereka lakukan di awal bulan: belanja sekaligus kencan. minka menoleh, menatapnya terkesima. emir, beli diary? dalam rangka apa?
buat kado, mir?
emir menggeleng.
terus?
ya buat nyatet, lah.
hahaha, nyatet apaan, mir? kuliah aja kamu jarang nyatet, yang ada malah tidur...
buat nyatet hidup. biar gue ga lupa kalo gue pernah hidup... emil tertawa ringan, lalu memasukkan sebuah buku harian bersampul kulit ke dalam keranjang belanjaan. dan minka tidak bisa tidak tertegun. gue?
mir, kamu kok tiba-tiba mau nulis diary? minka tidak tahan untuk tidak bertanya.
emir batal menghirup cappuccino-nya. ia tersenyum, memandang minka dengan tatapan jahil dari balik lensa kacamatanya. kok kamu segitu herannya?
habis, aneh banget! masa orang yang aku kenal paling males nulis sedunia tiba-tiba mau ngisi diary? diary pula! bukan blog atau apa kek yang hi-tech dikit... malah mau nulis di kertas pake pulpen! makin ga bisa kebaca, tau! kamu kesambet apaan sih, mir? terus, alasan macam apa tuh, 'biar gue ga lupa kalo gue pernah hidup'? emangnya kamu bentar lagi mau... minka mendadak berhenti nyerocos.
minum kopi? emir mengedip jenaka. minka tertawa. kekhawatirannya menguap seketika. dan tiba-tiba saja mereka sudah berganti topik pembicaraan.
sebulan kemudian, sebaris pesan instan muncul di layar ponsel minka.
ming! aku berhasil lho!
berhasil ngapain? nyolong mangga?
bukan! jauh lebih berprestasi daripada itu. makanya buka dong ini pintu pagernya... hehehe.
minka melirik ke jendela kamarnya yang menghadap teras. ada emir di sana, melambaikan tangan kanannya yang menggenggam seikat mawar. di tangan kirinya ada sebuah buku. sampulnya dari kulit, dan pernah membuat minka begitu gundah.
makasih ya! tumben main ke sini pake bawa kembang segala. ada angin apa?
ada angin rindu... hahaha. eh ming, aku ga lama ya. cuma mau ngasih ini... emir menyodorkan buku bersampul kulit di tangannya ke hadapan minka.
ini diary kamu, kan? minka kebingungan.
iya. sejak aku beli itu bulan lalu, aku nulis di sana setiap hari. ini proyek lho, judulnya 'tiga puluh hari menulis'. isinya hal-hal remeh temeh sih, tapi karena aku yang nulis ya jadinya luar biasa, huehehehe...
terus, kok kamu kasih diary ke aku, mir? ulang tahun aku kan masih lama. anniversary kita juga baru lewat. dalam rangka apa nih - curcol?
air muka emir berubah serius.
ming, aku mau minta sesuatu ke kamu.
you name it. asal jangan keperawanan atau nyawa.
ajarin aku baca al-qur'an.
minka melongo.
aku malu sama mataku, ming. aku udah aniaya habis-habisan sampai harus pakai kacamata minus tiga, untuk baca segala macam buku sampai tamat, tapi kitab suci sendiri aja belum pernah dibaca sampai beres...
kamu akhir-akhir ini penuh dengan ketiba-tibaan, mir. ada apa?
nanti kalau aku udah khatam qur'an, kamu akan tahu sendiri kok. kamu lihat diary itu? di sana ada tiga puluh tulisan, aku buat sehari satu. sebagai bayaran kamu ngajarin aku, kamu boleh baca satu tulisan di sana setiap aku beres baca satu surat. gimana?
minka ragu-ragu. tapi kekasihnya, yang selalu ringan hati dan happy-go-lucky, belum pernah tampak seserius ini. dan lagi, kesempatan membaca isi hati emir sebagai "bayaran", entah kenapa menjadi terlalu menggoda untuk ditolak.
kapan kamu mau mulai?
kapanpun kamu bisa.
sekarang?
bisa.
bukannya kamu ga bisa lama-lama?
kan ga harus khatam hari ini juga, ming.
oke. kalau hari ini dua surat, sanggup?
boleh nyicil ga?
yah, aku cuma bisa baca satu tulisan dong hari ini?
gapapa dong, kan masih ada hari esok... dan esoknya lagi, dan esoknya lagi... hehehe.
oh, well...
ming, i promise you, i will be a good student. but no cheating, okay. jangan ngintip tulisan yang belum waktunya kamu baca.
iya. janji.
No comments:
Post a Comment